26 September 2009

Hari Kembali Menuju Fitrah


Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahil hamd…

Sudah satu Minggu lamanya bulan Suci Ramadhan 1430 H kita tinggalkan. Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Bulan Suci Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju titik Fitrah. Titik penciptaan kita yang bersih dan suci. Kata Fitrah di ambil dari kata Fathara Yafthuru artinya menciptakan. Allah Sang Pencipta tidak pernah bermaksud buruk ketika pertama kali menciptakan manusia. Karena itu tidak mungkin manusia mencapai kesempurnaan dirinya tanpa kembali ke titik asal diciptakannya. Itulah titik di mana manusia benar-benar menjadi manusia. Bukan manusia yang penuh lumuran dosa dan kekejaman. Bukan manusia yang dipenuhi gelimang kemaksiatan dan kedzaliman.
Allah SWT. menurunkan Al Qur’an untuk menjadi pedoman agar manusia tetap komitmen dengan kemanusiaannya. Yaitu manusia yang saling mencintai karena Allah, saling memperbaiki menuju keimanan sejati, saling tolong menolong menuju peradaban yang kokoh, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu dalam dosa dan kemungkaran. Allah mengutus nabi-nabi sepanjang sejarah sebagai contoh terbaik bagaimana menjalankan kewajiban kepadaNya. Tidak ada keselamatan kecuali ikut jejak para Nabi. Dan tidak ada keberkahan kecuali bersungguh-sungguh menjalankan ibadah seperti yang para Nabi ajarkan. Itulah tuntunan fitrah. Bahwa setiap manusia tidak akan bisa kembali ke titik fitrahnya tanpa mengikuti ajaran yang disampaikan para Nabi.
Nabi Allah yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. Dialah penutup para nabi-nabi dan rasul-rasul (Khaatamun Nabiyyiin). Dengan demikian semua tuntunan yang dibawanya pasti seirama dengan Fitrah manusia. Maka dengan ikut Nabi Muhammad SAW secara utuh kita akan menjadi manusia yang kembali ke Fitrah. Karena itu setiap memasuki bulan Ramadhan kita harus berbicara mengenai bagaimana Nabi Muhammad SAW. menjalani ibadahnya selama Ramadhan. Sebab hanya dengan ikut jejaknya kita bisa mencapai hakikat Ramadhan secara mendalam dan sempurna. Rasulullah SAW. pernah menegaskan bahwa berapa banyak orang yang berpuasa Ramadhan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan haus. Artinya bahwa ia dengan Ramadhan tidak bisa kembali ke Fitrahnya, padahal semua rangkaian ibadah Ramadhan adalah tangga kembali menuju Fitrah.
Mengapa semua ibadah itu tidak mengantarkan ke titik fitrah? Di manakah letak salahnya? Jawabanya tentu pada manusianya sendiri. Sebab ternyata masih banyak orang yang masuk Ramadhan tidak maksimal menjalankan ibadah-ibadah yang Allah SWT dan rasulNya ajarkan. Banyak orang masuk Ramadhan sekedar dengan semangat ritual saja, sementara hakikat keilmuan yang harus dijadikan bekal selama Ramadhan diabaikan. Banyak orang masuk Ramadhan semata menahan lapar dan haus di siang hari, sementara di malam hari mereka kembali melakukan banyak dosa. Banyak orang masuk Ramadhan bukan untuk meningkatkan ibadah dan keimanan, melainkan untuk meningkatkan omset-omset maksiat. Banyak orang masuk Ramadhan dengan semangat di awal-awal saja, sementara di akhir-akhir Ramadhan di mana Rasulullah SAW beri’tikaf dan memburu malam lailatul qadar, malah ia sibuk dengan keduniawian, bagaimana mencari uang untuk persiapan lebaran (baju baru, ingin pulang kampung) dan sebaginya. Bahkan yang sangat menyedihkan adalah bahwa banyak orang yang hanya semangat beribadah di bulan Ramadhan saja, bagitu Ramadhan pergi, semua ibadah itu lenyap seketika dari permukaan. Masjid-masjid yang tadinya ramai dengan shalat malam dan shalat berjamaah, setelah Ramadhan, kembali kosong dan sepi.

Dalam Al-Qur'an Surat Al-Hasyr ayat 18 Allah SWT menyatakan: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan (instropeksi) apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Semoga Hari Raya 'Idul Fitri 1430 H benar-benar membawa perubahan pada diri kita, kehidupan rumah tangga kita, masyarakat kita, pemerintahan kita, sehingga benar-benar menjadi bangsa yang “Baldatun Thoyibatun wa Robbun Ghofur”, bangsa yang makmur dan sejahtera pada semua lapisan masyarakatnya bukan saja para pemimpin dan kaum elitnya saja dan bangsa yang selalu mendapatkan lindungan, naungan, bimbingan dan ampunan Allah SWT. Amin, Amin Ya Rabal Alamin.

05 September 2009

Bagaimana Ekonomi Negara Kita?


Pemilu 2009 telah berakhir bahkan nama - nama Anggota Dewan Yang Terhormat sudah diumumkan, Pilpres sudah selesai. Bagaimana dengan kelanjutan Program yang katanya akan dilanjutkan oleh salah satu Parpol dalam Pemilihan Presiden?. Kita tahu selama menjelang Pilpres 2009, dengan gencarnya iklan - iklan politik mengatakan Indonesia telah berhasil memperbaiki Ekonominya. Tampaknya ini hanya untuk kepentingan politik saja. Buktinya, Indonesia terjebak utang lagi terhadap IMF.
Indonesia menciptakan utang sebesar 2,7 miliar dollar AS untuk menambah Cadangan Devisa sehingga Cadangan Devisa Indonesia sekarang menjadi 60,3 miliar dollar AS.

Negara - negara donor Indonesia saat ini antara lain:
1. Jepang merupakan Kreditur terbesar dengan USD 15,58 miliar.
2. Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar USS 9,106 miliar
3. Bank Dunia (World Bank) sebesar USD 8,103 miliar.
4. Jerman dengan USD 3,809 miliar, Amerika Serikat USD 3,545 miliar
5. Pihak lain, baik bilateral maupun multilateral sebesar USD 16,388 miliar.

Kita tahu nilai rupiah yang terpampang di dinding Bank - Bank Komerial kelihatannya stabil bertengger di Rp 10.000 per dollar AS sepertinya hemat saya itu nilai semu. Sebab, nilai kurs itu pasti menggerogoti Cadangan Devisa dengan cara campur tangan pemerintah menggelontorkan bantuan likuiditas. Seperti terjadinya kasus di Bank Century yang mencuat dipermukaan saat ini.

Bagi yang tidak mengerti ilmu ekonomi tentu tidak tahu bahwa sebenarnya yang terjadi sekarang ini adalah trik - trik permainan moneter dan adanya permainan politik. Namun semua kebijakan yang diambil pemerintahan sekarang selalu berbuntut terhadap bertambahnya total utang Indonesia yang berarti bertambahanya utang tiap warganegara Indonesia.

Belum lama ini Pemerintah menandatangani kesepakatan pinjaman sebesar USD 300 juta atau sekitar Rp3 triliun dari Badan Prancis untuk Pembangunan (AFD). Pinjaman ini merupakan lanjutan dari utang sebelumnya dari AFD sebesar USD 200 juta atau sekira Rp 2 Triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, pinjaman ini merupakan program pinjaman perubahan iklim (CCPL).
"Tujuannya untuk mendukung reformasi kebijakan yang sedang berjalan dalam menghadapi berbagai isu perubahan iklim," ungkapnya, dalam acara penandatanganan kesepakatan pinjaman tersebut, di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Senin (27/7/2009) yang lalu. Duta Besar Perancis untuk Indonesia Philipe Zeller ikut menandatangani kesepakatan tersebut bersama Perwakilan AFD Joel Daligault. Dirjen menjelaskan, kebijakan penanganan perubahan iklim tersebut mencakup bidang mitigasi (kehutanan dan energi), adaptasi (pertanian dan air), serta isu-isu lintas sektoral.

Analisis terakhir mencatat Utang Indonesia dalam 5 tahun terakhir justru mengalami peningkatan sebesar 31 % dari Rp. 1.275 Triliun pada bulan Desember 2003 menjadi Rp 1.667 triliun pada bulan Januari 2009 atau naik kurang lebih sebesat Rp. 392 Triliun. Utang sebesar ini merupakan utang terbesar Indonesia sepanjang sejarah. Dengan demikian jumlah utang per kapita Indonesia pun meningkat. Jika pada tahun 2004 utang per kapita Indonesia sekitar Rp 5,8 jutan per kepala, maka pada Februari 2009 melonjak jadi Rp 7,7 juta per kepala itu termasuk yang baru lahir. Bahkan beban bunga yang dibayarkan setiap tahunnya juga melenjit dari Rp. 62,5 Trilyun (2004) menjadi Rp. 101,7 trilyun (2009). Wah ini luar biasa pengamatan saya.

Sayapun menjadi heran, utang naik, kenapa dikatakan turun.

Indonesia dalam pertemuan di G-20 yang lalu juga tidak membawa sebuah Agenda Khusus yang membawa kepentingan ekonomi bagi Indonesia sendiri. Apalagi kehadiran Indonesia hanya memperkuat peran IMF dan Bank Dunia serta membuka lebar pintu perdagangan bebas maka sama saja itu akan merugikan Indonesia karena dampak dari perdagangan bebas tersebut akan menjatuhkan Industri Lokal karena pasar akan dibanjiri oleh produk Impor.

Sebenarnya kita juga jangan mau didekte oleh negara - negara maju. Kalau Indonesia sendiri tidak berani memperjuangkan kepentingan ekonominya sendiri ya percuma saja ikut dalam pertemuan dengan Negara - negara maju. Dan kita juga jangan sakit hati kalau dikatakan sama Negara Tetangga, Indonesia adalah Negara Kaya dengan Sumber Daya Alamnya, tetapi masyaratnya selalu Miskin. Kapan kita ini ingin memperbaiki Sistem Ekonomi kita yang selalu mengedepankan Sektor Pertanian dan jangan janji - janji saja sewaktu Kampaye agar mendapat dukungan dari Rakyat. Sebenarnya siapapun yang menjadi Pemimpin Bangsa ini persoalan utang harus menjadi agenda prioritas yang harus segera ditangani. Kalau kita amati bersama memang ada perbedaan yang tajam antara Pandangan Boediono yang dahulu pernah menjadi menteri perekonomian dengan pandangan kelompok strukturalis seperti Rizal Ramli dan Kwik Kian Gie. Boediono menilai Indonesia tak bisa bebas dari utang, karena utang merupakan bagian dari proses kehidupan ekonomi Modern. Yang harus dilakukan adalah memastikan utang digunakan untuk Sektor yang produktif. Disini pengelolaan utang menjadi sangat penting agar jumlahnya tidak melebihi kapasitas untuk melunasi. Namun Rizal Ramli dan Kwi Kian Gie melihat utang sebagai instrumen Modern yang untuk mempengaruhi berbagai kebijakan negara lain. Karena negara penerima utang sering dipaksa untuk memberi banyak kompensasi untuk mendapatkan utang. Contohnya sangat sederhana adalah utang yang kita peroleh dari IMF misalnya hanya cair apabila kita mematuhi sejumlah persyaratan yang sarat dengan kepentingan negara kaya. Yang sangat menarik disini adalah utang tidak jarang dipaksakan untuk diterima. Kita semua tentunya berharap, siapa saja yang berhasil untuk memimpin bangsa ini semoga tanggap dan cepat dapat memperbaiki ekonomi nasional demi mensejahterakan rakyat tumpah darah Indonesia yang saat ini terus ditunggu - tunggu. Semoga !!!