08 Desember 2008

Menuju Haji Mabrur


Istriku yang saya sayangi dan cintai berkeinginan untuk berangkat haji sejak tahun 2000 dan tahun 2006 mendaftarkan diri dengan susah payah namun dapat berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan Ibadah Haji dapat terkabul pada tahun 2008. Persiapan - persiapan untuk menuju Baitullah sudah disiapkan sejak awal tahun 2007 dan saya tahu betul bagaimana untuk menjadi Haji Mabrur.

Ibadah haji merupakan ibadah yang paling akhir diwajibkan oleh Allah SWT setelah Salat, Zakat, dan Puasa. Menurut jumhur ulama, Haji diwajibkan oleh Allah pada tahun ke-9 Hijriah. Pada tahun ini, kaum muslimin untuk pertama kalinya menunaikan ibadah haji dengan Abu Bakar Siddik bertindak sebagai Amir al-Haj. Rasulullah saw sendiri
melakukannya pada tahun berikutnya. (Rasyid Ridha, Tafsir Al-Manar, 2/220).

Haji Mabrur tidak dapat diperoleh hanya dengan modal materi yang cukup untuk ke Tanah Suci atau fisik yang kuat untuk melaksanakan setiap manasik haji. Tetapi harus dengan usaha yang luar biasa dan sungguh - sungguh dan persiapan yang matang.

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan adalah :

1. KEMAUAN YANG KUAT DAN NIAT YANG IKHLAS

Haji tidak mungkin dapat dilaksanakan kecuali dengan kemauan yang kuat. Sementara ibadah Haji juga tidak akan diterima Allah SWT kecuali dengan dengan niat yang ikhlas. Kemauan dan Keikhlasan adalah 2 (dua) hal yang harus terus dijaga dan ditumbuhkan dalam hati, karena keduanya dapat berubah sewaktu - waktu.

2. HARTA YANG BERSIH

Allah itu baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik. Bersihkan harta yang akan digunakan untuk melaksanakan ibadah Haji.

3. KETAKWAAN YANG KUAT

Ketakwaan yang kuat adalah modal berhaji yang sangat penting, sampai - sampai Allah berpesan dalam konteks Haji secara khusus "Berbekallah kamu dan sebaik - baik bekal adalah Takwa" (Q.S. 2 : 197). Semakin kuat ketakwaan kita, maka semakin baik Haji kita. Takwa adalah bekal yang tidak bisa dipersiapkan mendadak. Untuk memperkuat takwa di dalam diri dibutuhkan waktu dan usaha yang keras dengan berbagai ibadah dan usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT.

4. ILMU TENTANG MANASIK HAJI

Ibadah apapun termasuk Haji tidak akan diterima Allah kecuali memenuhi 2 (dua) syarat yaitu niat yang ikhlas dan pelaksanaan ibadah Haji yang sesuai dengan tuntunan Rasullulah SAW. Maka pelajari dan pahami tuntunan pelaksanaan Haji sesuai Sunnah Rasullulah SAW sebelum berangkat Haji.

5. ILMU TENTANG MAKNA AMALAN IBADAH HAJI

Ibadah Haji akan menjadi ibadah yang kosong nilainya apabila kita laksanakan dengan tanpa memahami dan merasakan makna - makna yang terkandung di dalamnya. Satu indikasi penting ke mabruran Haji kita adalah bahwa kita dapat mengaplikasikan nilai - nilai yang terkandung dalam ibadah Haji pada kehidupannya sehari - hari setelah pulang Haji. Ini tentunya tidak mungkin tercapai kalau kita tidak memahami nilai - nilai tersebut. Sebab Ibadah haji, seperti halnya semua ibadah dalam Islam, mengandung ajaran moral yang amat tinggi dan luhur. Dengan ibadah Haji, tulis
Sa'id Hawwa dalam kitab Al-Islam, seorang dapat belajar tentang banyak hal, terutama tentang persaudaraan Islam (Ukhuwwah Islamiyah), persamaan manusia (Al-Musawah) , dan persatuan umat. Dengan haji pula, seorang dapat belajar tentang perjuangan, kesabaran, kesediaan untuk bekorban tanpa pamrih, toleransi dan kepedulian terhadap sesama.

6. ILMU TENTANG HAL - HAL YANG MERUSAK IBADAH HAJI

Seperti Riya, Takabbur, Rafast, Fusuq, Jidal dan lain - lain. Ini sangat penting karena terkadang kita telah merasa melaksanakan ibadah dengan baik, namun ternyata dengan melakukan satu hal saja yang dilarang maka nilai ibadah kita menjadi kurang di hadapan Allah SWT.
Dalam Alquran, kepada setiap pelaku ibadah haji, Allah SWT berpesan: "Barangsiapa menetapkan niatnya untuk mengerjakan haji pada bulan itu, maka ia tak boleh rafats, fasik, dan berbantah-bantahan dalam masa melaksanakan haji". (Al-Baqarah, 197).

Menurut pendapat banyak mufassir, setiap pelaku ibadah Haji, berdasarkan ayat di atas, dilarang keras melakukan 3 (tiga) hal.
a. Mengeluarkan perkataan yang keji dan kotor atau perkataan tak senonoh yang mengundang birahi (rafats).
b. Melakukan kejahatan dan berbagai tindakan yang menentang dan melawan hukum-hukum Allah (fusuq).
c. Menciptakan permusuhan di antara sesama manusia dengan membanggakan diri dan merendahkan orang lain (jidal).

Menurut Imam Al-Ghazali, makna terpenting dari larangan yang terkandung dalam ayat di atas, ialah terwujudnya kualitas-kualitas moral (Akhlak al-Karimah) bagi para pelaku ibadah Haji itu.


7. PEMBIMBING DAN TEMAN YANG BAIK DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH

Seluruh bekal di atas akan mudah disiapkan dan seluruh proses ibadah Haji menjadi mudah dan nikmat apabila kita mendapatkan 2 hal yaitu :

Pertama :

Pembimbing ibadah yang sangat bertanggung jawab kepada Allah SWT, terhadap ibadah Haji yang kita laksanakan, memotivasi kita untuk dapat menyempurnakan ibadah Hajinya bukan sebaliknya, membimbing kita untuk dapat memahami dan menanamkan makna - makna Haji dalam diri kita sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.

Kedua :

Teman yang mempunyai motivasi yang kuat untuk beribadah kepada Allah SWT. Teman yang baik akan mendorong kita menjadi baik. Teman yang malas akan membuat kita menjadi malas. Rasullulah SAW bersabda, seseorang akan mempunyai perilaku seperti temannya maka hendaknya setiap kamu memperhatikan siapa yang kamu jadikan teman.

Setelah saya amati pada diri Istriku yang saya Sayangi dan Cintai ternyata apa yang saya kemukakan diatas memenuhi syarat Istriku untuk berangkat Haji dan untuk meraih Haji yang Makbul dan Mabrur. Namun semua itu saya serahkan kepada Allah SWT yang mempuyai hak atas hambanya dan hambanya hanya bisa berserah diri dan berusaha. (Wallahu'alam, Insya Allah). Amin

10 September 2008

Proyek Cepu Berpotensi Rugikan Negara US$ 1,2 Miliar


Proyek minyak blok Cepu, Jawa Timur yang melibatkan ExxonMobil dan Pertamina berpotesi merugikan negara hingga US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 11 triliun. Hal ini diberitakan oleh Detik Finance, Rabu, 10 September 2008 yang saya relis dari Berita Ilusa. Potensi kerugian ini terutama bersumber dari rencana pembangunan Floating Storage (tangki penyimpanan) berkapasitas 2 juta barel.
Ketua Pansus Hak Angket BBM Zulkifli Hasan menyatakan kerugian sebesar itu merupakan akumulasi jika floating storage yang saat ini sedang proses tender jadi beroperasi selama 20 tahun.
Menurut Zulkifli, ExxonMobil melalui anak usahanya MobilCepu Ltd meminta agar tangki penyimpanan dibangun di laut secara mengapung (floating storage). Padahal jika dibangun di darat biayanya bisa lebih murah.
"Dengan pakai sistem floating, maka potensi kerugian selama 20 tahun itu mencapai US$ 1,2 miliar," ujarnya usai rapat Pansus di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (10/9/2008).
Sebagai gambarannya, Zulkifli mencontohkan, jika pembangunan tangki penyimpanan di darat hanya membutuhkan sekitar US$ 200 juta, maka pembangunan tangki di laut secara mengapung bisa mencapai US$ 500 juta.

Dalam hal ini ia menyayangkan kinerja BP Migas yang dinilai hanya sebagai tukang stempel saja. Bahkan BP Migas juga dilihat tidak adil karena membiarkan proyek Cepu didominasi ExxonMobil.
"Kita panggil Hestu Bagyo (mantan Dirut Pertamina EP Cepu) terkait rencana join produksi Pertamina-Exxon ternyata ditemukan kejutan. Tidak ada equal treatment. Pertamina ternyata hanya sebagai tamu di rumahnya sendiri. Semua diatur oleh Exxon, ini merugikan," tegasnya.

Saat ini proses tender pembangunan floating storage baru memasuki tahap prekualifikasi. Namun ketika ditanya mengapa DPR tidak membatalkan saja tender tersebut, Zulkifli menyatakan DPR tidak punya wewenang untuk itu.
Sementara Hestu Bagyo yang merupakan mantan Dirut Pertamina EP Cepu sekaligus tim ahli yang diundang pansus mengatakan, potensi kerugian tersebut merupakan evaluasi proyek yang diperhitungkan akan berlangsung sampai 20 tahun.
"Ini (kerugian US$ 1,2 miliar) merupakan economic evaluation yang jangka waktunya 20 tahun. Sekarang itu baru preque," katanya.
(lih/ddn)

14 Juli 2008

Kangkung


JANGAN JAJAN KANGKUNG SEMBARANGAN YA, KECUALI KALAU BATANGNYA DIBELAH.

05 Juli 2008
Category: Ruang Pengetahuan

Jika Anda penggemar kangkung, baik itu ca kangkung, petis kangkung, kangkung cos, dll yang berkaitan dengan kangkung, mungkin cerita ini dapat menjadi pertimbangan bagi Anda pada saat akan mengkonsumsi kangkung.

Saya mendapat cerita ini dari seorang teman, tapi Saya lupa tempat
persisnya di Negara mana, yang jelas antara Singapura / Malaysia .

Pada suatu hari di rumah sakit terkenal, semua dokter kebingungan hanya karena ada seorang anak kecil yang tampan menderita sakit perut. Anak itu dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya setelah 2 hari menderita diare.
Sudah bermacam obat sakit perut yang diberikan kepada anak itu, namun diarenya tidak kunjung sembuh.

Di rumah sakit orang tua anak tersebut ditanya oleh dokter, makanan apa saja yang sudah dimakan oleh anak tersebut selama 2 hari ini. Orang tua anak itu kebingungan, karena sejak anaknya diare otomatis anak tersebut tidak mau makan, dia hanya minum susu, itu pun langsung dikeluarkan lagi. Setelah usut punya usut, ternyata sebelum menderita diare, malamnya anak tersebut baru saja diajak makan kangkung cos di Restoran oleh orang tuanya.

Dokter segera melakukan rontgen, ternyata diusus anak tersebut telah
berkembang biak lintah dengan anaknya yang kecil-kecil. Dokter angkat tangan dan menyatakan tidak sanggup mengambil tindakan medis apapun.

Akhirnya anak kecil tampan yang malang itupun meninggal dunia.

Usut punya usut, ternyata lintah itu sebelumnya bersemayam di dalam
batang kangkung yang besar. Memang, untuk penggemar kangkung cos yang paling enak adalah batangnya, apa lagi jika dimasak oleh seorang ahli, maka kangkung cos rasanya akan menjadi renyah. Lintah yang berada di dalam batang kangkung itu tidak akan mati walau dimasak selama apapun, apa lagi untuk kangkung cos proses memasak tidak terlalu lama untuk menghasilkan rasa kangkung yang enak. Lintah hanya akan mati jika dibakar.


Di dalam usus anak tadi, lintah yang tadinya hanya 1 dalam 2 hari
berkembang biak dengan cepatnya karena terus menerus menghisap darah yang ada, otomatis dokter juga kebingungan, bagaimana
mematikan/membersihkan lintah yang telah sangat banyak tersebut dari dalam usus anak malang itu.

Jujur, sejak mendengar cerita itu, kesukaan saya akan kangkung
menjadi berkurang, boleh dibilang sudah 1 bulan ini saya sama sekali tidak mengkonsumsi kangkung dalam bentuk apa pun, bukan karena menjadi paranoid, tapi bagi Saya lebih banik menjaga segala kemungkinan yang ada, toh tidak hanya kangkung yang dapat kita konsumsi, masih banyak sayur lain yang dapat kita makan dengan meminimalisir segala kemungkinan "lintah" yang terselip di dalamnya.

Semoga cerita ini dapat men jadi pertimbangan untuk kita semua pada saat ingin mengkonsumsi kangkung.

Sumber : Group Sains
http://groups.yahoo.com/group/sains/message/4393

20 April 2008

Kiamat


Ada 2 (dua) Golongan Manusia yang mensikapi Hari Kiamat:
•Pertama, Golongan Manusia yang lalai dan lengah. Mereka beriman namun tidak beriman kepada hari Kebangkitan dan hari diperlihatkannya Amalnya kelak. Mereka hanya menghabiskan usianya untuk mencari harta di Dunia yang fana dengan seenaknya, mereka tidak beriman kecuali dengan materi fisik semata. Tujuan mereka hanya di dunia. Mereka adalah orang-orang yang merugi di akhirat kelak. Mereka adalah orang-orang yang terdiam berputus asa saat terjadinya hari Kiamat nanti. Mereka mendapatkan kecelakaan dan kebinasaan ketika dibangkitkan dan diperlihatkannya Amalannya. Allah SWT; menceritakan mereka dalam banyak ayat, di antaranya, artinya, "Dan pada hari terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa terdiam berputus asa." (QS.Ar-Rum:12)
•Sedangkan golongan kedua, adalah orang-orang yang beriman atas terjadinya hari Kiamat. Di dunia, mereka selalu waspada dengan darinya karena mengetahui bahwa ia adalah haq (benar-benar terjadi). Mereka itu adalah orang-orang yang mengenal Tuhannya yaitu Allah SWT, lalu takut kepadaNya dan merasa selalu diawasiNya dalam apa yang mereka datangkan. Mereka takut akan Akhirat, lalu beramal untuknya. Dunia bagi mereka tidaklah seberapa; tidak dapat melalaikan maupun menggoda mereka dengan gemerlapnya dunia fana. Mereka itulah orang-orang yang beriman saat terjadinya hari Kiamat. Mereka pantas ditempatkan di Surga dan mereka mendapatkan balasan atas keimanan dan amalan mereka. Dan, mereka tidak pernah menzhalimi siapa pun.
Dari 2 (dua) golongan manusia tersebut diatas, mari kita renungi firman Allah SWT, yang artinya, "Orang-orang yang tidak beriman kepada hari Kiamat nanti meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Hari Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah terhadap terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh." (QS. Asy-Syuro ayat18).

Sementara mengenai nasib kedua golongan itu dan perbedaan balasan bagi keduanya di akhirat, mari kita renungi pula firmanNya, artinya, "Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan Amal Shalih, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al-Qur'an) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka)." (QS. Ar-Rum:14-16)
Amalan manusia di dunia bersumber dari tingkat keimanan mereka terhadap hal yang ghaib dan terjadinya hari Kiamat. Manusia yang paling beriman dengannya, maka mereka adalah orang yang paling siap menghadapinya, sedangkan orang yang paling kurang beriman kepadanya, maka mereka adalah orang yang paling lalai dalam mempersiapkan diri menghadapinya. Iman tidaklah diukur dengan buah atau kepemilikannya, tetapi ia adalah sesuatu yang mantap di hati dan membuat anggota badan bangun untuk membenarkannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang sebenar-benar beriman dengan terjadinya hari Kiamat.!

31 Januari 2008

KONVERSI MINYAK TANAH KE LPG 3 KG

Subsidi energi, baik listrik maupun BBM, telah menjadi momok menakutkan bagi pengambil keputusan di Republik Indonesia ini. Pemerintah dipusingkan bukan hanya oleh rumitnya merancang pembangunan dan menentukan prioritas dalam penyusunan RAPBN, tetapi juga dengan besarnya subsidi – terutama BBM – yang harus ditanggung setiap tahun. Karena itulah, pemerintah bersama DPR telah bersepakat untuk menghapuskan subsidi BBM secara bertahap seperti tertuang dalam UU No. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas). Meskipun demikian, subsidi minyak tanah dikecualikan. Dengan kata lain, meski telah menerapkan harga pasar untuk bensin dan solar, pemerintah masih mensubsidi minyak tanah untuk keperluan masyarakat berpendapatan rendah dan industri kecil atau UKM.
Namun subsidi minyak tanah dalam dua tahun terakhir masih terasa memberatkan karena besarnya volume yang harus disubsidi, seiring dengan berbagai krisis dan transisi yang terjadi dalam managemen energi nasional. Kondisi ini diperberat pula dengan bertahannya harga minyak dunia pada kisaran 50-90 USD per barel. Karena itu, langkah pemerintah untuk melakukan konversi penggunaan minyak tanah kepada bahan bakar gas dalam bentuk Liquefied Petroleum Gas (LPG) bisa dianggap sebagai salah satu terobosan penting dalam mengatasi rancunya pengembangan dan pemanfaatan energi, sekaligus mengurangi tekanan terhadap RAPBN.

Dari berbagai sumber diketahui bahwa pemerintah berencana untuk mengkonversi penggunaan sekitar 5,2 juta kilo liter minyak tanah kepada penggunaan 3,5 juta ton LPG hingga tahun 2010 mendatang yang dimulai dengan 1 juta kilo liter minyak tanah pada tahun 2007 (detik.com, 19/1/07). Langkah ini bisa dipahami cukup strategis mengingat setelah penghapusan subsidi bensin dan solar, permintaan akan minyak tanah tidak memperlihatkan penurunan. Karena itu, salah satu jalan yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi pemakaian minyak tanah.
Sayangnya, rencana konversi Minyak Tanah ke LPG ini terasa mendadak dan tergesa - gesa bahkan terlihat tidak terencana secara komprehensif. Tak heran berbagai masalah dalam pelaksanaannya muncul seakan tiada henti. Mulai dari ribut-ribut tender kompor gas yang dilakukan oleh Kantor Menteri Koperasi dan UKM, belum jelasnya sumber pendanaan dan besarnya subsidi yang mencapai ratusan milyar Rupiah, rendahnya sosialisasi kepada masyarakat yang justru sedang giat-giatnya memproduksi kompor murah berbahan bakar Briket Batu Bara sesuai program pemerintah sebelumnya yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi pengrajin Kompor di Tasikmalaya, ketidaksiapan infrastruktur seperti stasiun pengisian dan Depot LPG, hingga kaburnya kriteria pemilihan lokasi uji coba dan kelompok masyarakat penerima kompor dan tabung gas gratis bahkan tidak adanya koordinasi dengan Pemerintah Daerah hingga ke perangkat yang paling bawah yang bersentuhan langsung dengan masyarakat yaitu Ketua Rt dan Rw.

Belum habis berbagai kontroveri tersebut diatas, muncul pula masalah lain dalam proses tender kompor gas. Yaitu adanya aturan baru dimana kompor gas harus memiliki dua tungku. Padahal peserta tender sebelumnya telah mengantisipasi dan diminta menyiapkan penawaran hanya satu tungku sesuai aturan dari Departemen Perindustrian (Kompas, 3/2/07).

***
Lalu bagaimana langkah ke depan?

Tidak semua rencana baik bisa berjalan mulus. Apalagi dalam era demokrasi yang penuh transisi. Berbagai niat dan semangat untuk mengukir sejarah tidak cukup hanya dibekali upaya biasa, tapi juga menuntut perjuangan ekstra dan kerjasama. Itulah salah satu kaedah proses perencanaan saat ini. Karena itu demi kelangsungan program konversi yang bertujuan baik, maka proses perencanaan dan program pelaksanaannya sebaiknya dibenahi dari sekarang sebelum mengalami kegagalan atau menciptakan dampak yang lebih buruk.
Ada dua masalah utama yang perlu pemikiran ulang. Pertama, dampak penghapusan subsidi untuk bensin dan solar kelihatannya luput dari perhatian pemikir negeri ini. Anjuran kiai dan puluhan cendekiawan Indonesia dengan berbagai iklannya di media cetak dan media elektronik untuk bersabar menghadapi "penyesuaian" harga BBM ternyata tidak mangkus.
Himpitan dan kesulitan ekonomi yang dihadapi masyarakat miskin seperti nelayan di pesisir dan penduduk yang hidup didaerah sungai seperti di Jambi, Sumatera Selatan, sebagian Jawa, dan sebagian besar Kalimantan, menuntut kreativitas agar bisa bertahan hidup. Mahalnya solar untuk melaut telah memaksa nelayan memodifikasi ribuan mesin kapal agar tetap bisa dioplos dengan minyak tanah supaya irit dan ekonomis (IREK), meski harus mengganti beberapa onderdil secara berkala. Sedangkan bagi rakyat pengguna transportasi sungai, mesin tempel perahu mereka juga harus direkayasa agar bisa menggunakan minyak tanah yang lebih murah. Meski secara ekonomi terjadi pengurangan subsidi untuk bensin dan solar, namun secara nasional penggunaan dan permintaan minyak tanah bukannya menurun. Malah sebaliknya, permintaan naik berlipat-lipat yang tercermin dengan banyaknya antrian minyak tanah disepanjang tahun 2005 dan 2006 di seluruh wilayah nusantara, termasuk di Ibu Kota Jakarta.

Kedua, apabila pemerintah masih akan terus melakukan konversi minyak tanah dengan berbagai kondisi makro seperti di atas, maka pelaksanaannya menuntut pembenahan. Koordinasi menjadi kata kunci. Demikian pula, harus jelas institusi penanggung jawab program utama (executing agency) dan institusi pelaksana untuk setiap sub program (implementing agency). Saat ini peran, fungsi dan tugas masing-masing institusi yang terlibat masih rancu. Setidaknya ada beberapa institusi yang terlibat, antara lain: Departemen ESDM, PT. Pertamina, BPH Migas, Depertemen Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM, Badan Usaha (swasta), LSM, dan Pemerintah Daerah. Menjadi penting untuk meluruskan peran dan tugas masing-masing agar tidak terjadi tumpang tindih dan saling tuding.
Untuk mewujudkan kerjasama dan koordinasi yang baik antar instansi sudah sepantasnya dibetuk Tim Terpadu untuk melaksanakan program konversi ini. Mengingat jumlah masyarakat miskin yang terus bertambah, maka sangat diperlukan kecermatan dalam menentukan lapisan masyarakat yang akan menjadi sasaran konversi ini. Untuk skala nasional tentu saja tingkat kesulitannya akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan skala uji coba yang sekarang sedang dilaksanakan di beberapa kecamatan di wilayah DKI Jakarta, Tangerang dan Kota Depok.

***
Konversi penggunaan minyak tanah memang harus dilaksanakan secara berkesinambungan mengingat masih tingginya permintaan dan ketergantungan nasional terhadap BBM. Program ini harus berkelanjutan dan tidak bisa sporadis mengingat pemerintah masih kesulitan menaikkan produksi minyak ketingkat 1,3 juta barel per hari, sementara penggunaan bahan bakar gas dan batu bara masih terkendala oleh infrastruktur.
Penggantian jutaan kompor minyak tanah menjadi kompor gas tentu memerlukan biaya cukup besar. Apalagi jika itu akan diberikan secara cuma-cuma. Untuk jangka panjang strategi pembiayaan mutlak harus dipikirkan. Diusulkan agar biaya konversi pemakaian minyak tanah ini bisa diambilkan dari berbagai retribusi dan pendapatan negara bukan pajak lainnya (PNBP) yang jumlahnya cukup besar di sektor Migas. Sedangkan pengelolaanya dalam jangka panjang bisa saja di embankan kepada badan usaha tertentu atau dikembalikan ke Pertamina dengan menggunakan pola Public Service Obligation sehingga mengurangi rantai birokrasi dan dapat meringankan beban pemerintah ditengah keterbatasan sumber daya manusia yang ada saat ini.
Sebagai penutup tidak kalah pentingnya adalah program sosialisasi kepada masyarakat agar dapat mensukseskan program ini. Karena itu ukuran tabung gas dan kepastian rancangan kompor hendaklah dibuat sedemikian rupa sehingga memang sesuai dengan kebutuhan mereka. Khusus untuk ukuran tabung gas, kiranya perlu dipikirkan ulang secara seksama, hingga tidak terjadi salah persepsi nantinya bagi sebagian masyarakat miskin yang tentu juga memiliki tingkat pendidikan yang agak terbatas dibandingkan dengan masyarakat luas lainnya. Kedua hal ini sangat perlu diperhatikan untuk menghindarkan berbagai masalah sosial yang belum diantisipasi pemerintah pada saat ini.
_______

27 Januari 2008

Selamat Jalan Bapak Pembangunan

PAK H. M. HARTO MENINGGAL DUNIA: Mantan Presiden ke 2 H. Muhammad Soeharto, Minggu 27 Januari 2008 sekitar pukul 13.10 WIB meninggal dunia saat dalam perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Mantan Presiden ke 2 H. Muhammad Soeharto meninggal setelah menjalani perawatan di RSPP selama 23 hari. Selama menjalani perawatan, kondisi Jenderal berbintang lima ini memang labil. Berbagai peralatan kedokteran digunakan oleh Tim Dokter Kepresidenan untuk H. Muhammad Soeharto.
H. Muhammad Soeharto lahir di Desa Kemusuk, Argomulyo Yogyakarta, 8 Juni 1921 silam. Ia merupakan presiden kedua Indonesia menggantikan Ir Soekarno. H. Muhammad Soeharto mulai menjadi orang nomor satu di Indonesia setelah keluarnya Surat Perintah 11 Maret tahun 1967 yang kontroversial.
Berdasarkan Supersemar tersebut, Soeharto kemudian mengambilalih pimpinan negara dan diangkat menjadi presiden Indonesia oleh MPRS tahun 1968.
Sejak saat itu, pria yang dijuluki The Smiling General itu memimpin Indonesia selama 32 tahun. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia memaksa H. Muhammad Soeharto mundur dari kursi presiden tanggal 21 Mei tahun 1988. Keputusan untuk mundur diambil setelah terjadi demo besar-besaran mahasiswa dan kerusuhan di Jakarta.